This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Jendral Besar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jendral Besar. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Januari 2016

Biografi Urip Sumoharjo – Pahlawan Nasional Indonesia Yang Berjasa Dalam Pembentukan TNI

Profil Urip Sumoharjo
Urip Sumoharjo

Apa yang ada dalam benak anda jika mendengar nama Urip Sumoharjo? Mungkin ada yang menjawab Urip Sumoharjo adalah salah satu nama jalan di kotanya. Jawaban itu gak salah, tapi apakah anda tahu mengapa banyak jalan di kota-kota besar emakai nama Urip Sumoharjo?
Agar lebih mengenal siapa sih Urip Sumoharjo? Yuk dibaca Biografi Urip Sumoharjo, ssejarah tentang Urip Sumoharjo dari lahir, karir, menikah, hingga wafatnya.

Biografi Urip Sumoharjo – Kelahiran, Masa Kecil dan Sekolah

Urip Sumoharjo dilahirkan di desa Sindurjan, Purworejo pada tanggal 22 Februari 1893. Nama lahir dari Urip Sumoharjo adalah Muhammad Sidik. Ayahnya bernama Soemohardjo, seorang kepala sekolah turunan ulama Muslim di daerahnya dan ibunya adalah putrid Bupati Trenggalek Raden Tumenggung Widjojokoesoemo.


Urip Sumoharjo adalah enam bersaudara. Sejak kecil Urip Sumoharjo sudah menunjukkan bakat kepemimpinannya. Ia sering bergaul dengan anak-anak sebayanya dan mengkomandani mereka untuk bermain.

Suatu hari ia sedang bermain dengan teman-temannya. Ia memajat pohon dan kemudian terjatuh. Akibatnya ia kehilangan kesadaran untuk beberapa waktu. Karena kejadian inilah nama Muhammad Sidik (nama lahirnya) diganti dengan nama Urip Sumoharjo. Urip artinya hidup atau selamat.
Urip Sumoharjo kecil agak bandel, susah diatur. Ketika masuk masa sekolah, ia disekolahkan di Sekolah Putri Belanda (karena sekolah putra udah penuh saat itu). Urip Sumoharjo bukanlah murid yang cerdas, nilai akademisnya bahkan tergolong buruk.

Urip Sumoharjo Masuk KNIL

Ketika Urip Sumoharjo remaja, ia berkenalan dengan teman ayahnya yang seorang tentara. Disitulah ketertarikannya dengan dunia ketentaraan muncul. Akhirnya Urip memutuskan untuk bergabung dengan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) semacam ketentaraan jaman Belanda.
Sebenarnya sang ayah ingin dirinya ikut tes pegawai negeri agar bisa menjadi bupati seperti sang kakek. Namun Urip Sumoharjo sudah memutuskan jalan hidupnya. Ia kekeuh masuk dalam KNIL. Urip Sumoharjo adalah satu-satunya pribumi di KNIL saat itu. Namun ia justtru dipasrahi sebagai pemimpin di Batalyonnya.

Ketika bertugas di kampung halamannya sendiri Urip berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Rohmah Soebroto, putri dari guru bahasa jawanya saat sekolah dulu. Mereka kemudian menikah pada 30 Juni 1926.

Karir Urip Sumoharjo di KNIL makin meningkat. Ia dipromosikan sebagai Kapten. Itu adalah pangkat tertinggi untuk pribumi pada waktu itu.

Tahun 1938 Urip Sumoharjo keluar dari KNIL karena berselisih dengan bupati di wilayah itu. Akibatnya ia dipindahkan ke Gombong. Namun Urip Sumoharjo menolak dan memilih keLuar dari KNIL.

Urip kemudian pindah ke Yogyakarta bersama sang istri. Mereka menghabiskan masa pensiunnya disitu. Walaupun sudah tidak aktif di angkatan bersenjata, Urip Sumoharjo tetap berhubungan dengan teman-temannya. Urip dan Istri tidak memiliki anak, ia kemudian mengadopsi anak Belanda yang bernamaAbby.

Urip Sumoharjo Menjadi Pemimpin TKR

Gambar Pahlawan Nasional Urip Sumoharjo dan Kawan-Kawan
Foto Pahlawan Nasional Urip Sumoharjo
Tahun 1940, Urip Sumoharjo dipanggil lagi untuk bertugas , saat itu Belanda sedang diinvasi Nazi. Saat itu juga Jepang siap-siap menuju Indonesia.

Ketika Jepang menduduki Hindia, Urip dimasukkan ke penjara karena dianggap oarangnya Belanda. Tiga bulan lebih ia dipenjarakan di Cimahi oleh penjajah Jepang. Setelah dikeluarkan, Urip disuruh Jepang untuk membentuk angkatan bersenjata dibawah kepemimpinan Jepang di Hindia. Namun Urip menolak.

Urip dan istri kemudian kembali ke rumahnya di Yogyakarta. Hubungan dengan teman-teman militer pribumi tetap ia bina, seperti dengan Abdul Haris Nasution.

Setelah Jepang mundur tanpa syarat dan Indonesia merdeka, Urip mengajukan petisi untuk membentuk tentara militer nasional. Ketika itu BKR sudah dibentuk. Yang kemudian berubah menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Urip didaulat menjadi pemimpin TKR. Ketika Belanda melakukan Agresinya untuk menjajah kembali Indonesia, Urip ikut serta membela Indonesia. Ia bersama Jendral Sudirman bersatu padu melawan Belanda.

Ketika menjadi pemimpin TKR dan hendak melancarkan perang gerilya terhadap Belanda yang ingin menjajah Indonesia lagi, Urip dan Jendral Sudirman menyusun taktik perang penembak jitu. Namun tiba-tiba pemerintah pusat menyetujui perjanjian Renville yang sebenarnya merugikan pihak Indonesia.  Urip memandang perjanjian tersebut membuat Belanda sedikit demi sedikit menguasai Indonesia lagi setelah merdeka. Hal ini membuat Urip Sumoharjo memilih mundur dari TKR.

Urip Sumoharjo Wafat

Seiring dengan kemundurannya di TKR, kondisi fisik Urip Sumoharjo juga mengalami penurunan. Beliau didiagnosis terkena serangan jantung dan harus dirawat di RS. Tanggal 17 November 1948 kondisi Urip makin memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Jenazah Urip Sumoharjo disemayamkan di Taman Makm Pahlawan Semaki dan secara Anumerta dipromosikan sebagai Jendral.

Istri Urip Sumoharjo akhirnya menyusul suaminya di alam baka pada tahun 1951 dan dimakamkan di Ungaran. Sedang putri angkat nya yang bernama Abby terserang malaria dan akhirnya juga meninggal di tahun yang sama dengan ibu angkatnya.

Profil dan Biodata Urip Sumoharjo

Nama
:
Muhammad Sidik
Nama Dewasa
:
Urip Sumoharjo
TTL
:
Purworejo, 22 Februari 1893
Meninggal
:
Yogyakarta, 17 November 1948
Karier
:
Pemimpin TKR
Pangkat
:
Lejen
Jendral (Anumerta)
Penghargaan
:
Pahlawan Nasional Indonesia


 Itulah Sejarah, Profil dan Biografi Urip Sumoharjo, semoga bermanfaat. TRimakasih telah membaca blog kami. Jika ingin berkomentar silahkan tulis di kotak komentar. Mohon jangann spamming ya dan tetap menjaga kesopanan saat berkomentar.

Baca juga Biografi berikut ini :

Biografi Eka Lesmana – Blogger Sukses Dari Indonesia, Perbulan Tembus 100juta Rupiah Lebih
Biografi Lee Byung Chull – Founder Samsung, Produsen Smartphone Terbesar di Dunia
Biografi Zhou Qunfei – Wanita Terkaya di China dan di Dunia , Pendiri Lens Technology Pemasok Layar Sentuh Samsung dan Apple
Biografi William Soeryadjaya – Pengusaha Sukses Indonesia Pendiri Astra Internasional
Biografi Sandiaga Uno – Profil Pengusaha Sukses Indonesia yang Pernah di PHK
Biografi Linda Ikeji – Bloger Sukses Berpenghasilan 1M Rupiah per Bulan Hanya Dari Blog Gratisan
Biografi Nadiem Makarim – Lulusan Harvard Pendiri Gojek | Startup Gojek
Biografi Raisa Andriana – Artis, Penyanyi Berbakat Indonesia | Pelantun Lagu Serba Salah
Biografi Diajeng Lestari – Pendiri HijUp.com | Istri Achmad Zaky Pendiri Bukalapak.com
Biografi Achmad Zaky – Pendiri Bukalapak Situs Belanja Online Indonesia

Jumat, 03 Januari 2014

Biografi Prabowo Subianto – Ketua Umum Partai Gerindra | Calon Presiden 2014 | Pengusaha dan Menantu Presiden Soeharto

kekayaan prabowo subianto
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto Djojohadikusumo atau Prabowo Subianto adalah seorang perwira, pengusaha dan pilitikus Indonesia. Beliau dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951 di Jakarta. Latar belakang keluarga Prabowo termasuk keluarga yang terhormat.

Ayahnya adalah Soemitro Djojohadikusumo dan kakeknya adalah Raden Mas Margono Djojohadikusumo yaitu tokoh yang mendirikan Bank Negera Indonesia.

Prabowo adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Saudara-saudara Prabowo yang lainnya adalah Bintianingsih, Mayrani Ekowati dan Hashim Djojohadikusumo dimana beliau adalah seorang pengusaha sukses dengan cabang usaha hingga ke manca negara.

Menjadi Perwira

Debut Prabowo dimulai ketika ia memutuskan menjadi perwira dengan masuk di sekolah militer Akademi Militer Magelang. Setelah tamat, Prabowo yang kala itu menjadi menantu orang nomor satu di Indonesia, Soeharto, langsung didaulat menjadi Komandan Peleton Para Komando Group I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha). Prabowo juga diberi tugas di wilayah Timor Timur.

Ketika bertugas di Timor Timur inilah Prabowo dinyatakan banyak melanggar HAM. Mulai dari yang mendalangi penangkapan dan pembunuhan terhadap pendiri dan wakil ketua Fretelin sekaligus perdana menteri pertama Timor Leste yaitu Nicolau dos Reis Lobato yang kemudian meninggal karena ditembak di perut. Kemudian Prabowo jga terlibat dalam meneror warga sipil Timor Timur.

Menurut dunia internasional, apa yang dilakukan Prabowo itu melanggar HAM dan harus diadili namun bagi penguasa Orde Baru Prabowo disebut sebagai “berjasa” dan mendapat kenaikan pangkat.

Prabowo kemudian diangkat menjadi Komandan Jendral Kopassus, Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto.
Ketika tahun 1997 dan 1998, Prabowo dinyatakan sebagai dalang yang mempelopori penculikan beberapa aktivis seperti Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal.

Prabowo juga memerintahkan menculik para aktivis seperti Haryanto Taslam, Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang. Namun setelah era reformasi Prabowo kemudian mengajak Haryanto Taslam bergabung dengan Gerindra, partai yang dibentuknya. Prabowo mengaku sudah meminta maaf pada Haryanto Taslam atas masa lalu. Prabowo berkilah bahwa dirinya hana korban dari Orde Baru. Jika seandainya bukan dirinya saat itu yang diperintahkan mungkin juga ada orang lain yang diperintahkan untuk melakukan penculikan itu oleh atasan Orba.

Walau banyak hal-hal yang dirasa pelanggarann yang telah dilakukan Prabowo namun Prabowo juga pernah mencetak prestasi yang membanggakan Indonesia.

Menaklukkan Puncak Tertinggi Dunia

Pada 26 April tahun 1997 Prabowo memimpin tim merah putih yang terdiri dari anggota Kopassus dan Mapala UI untuk melakukan pendakian ke puncak Everest di Himalaya dan disana Indonesia berhasil menancapkan bendera merah putihnya di puncak tertinggi di dunia itu. Ini menandai keberhasilan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang sukses menancapkan bendera merah putih di sana mengungguli Malaysia yang kabarnya bakal menancapkan bendera nya pada 10 Mei 1997 yang akan datang.

Membebaskan Sandera dari Penyekapan Organisasi Papua Merdeka

biodata prabowo subianto
Biografi Prabowo Subianto

Satu lagi prestasi Prabowo ketika menjadi perwira adalah berhasil membebaskan sandera yang terdiri dari 7 orang peneliti Indonesia dan 5 orang peneliti asing dari penculikan Organisasi Papua Merdeka.

Saat itu 12 peneliti (7 dari INdonesia dan 5 dari asing) sedang meneliti di daerah Irian Jaya. Namun malang ke 12 orang peneliti tersebut lalu tertangkap oleh Oraganisasi Papua Merdeka dan menahannya. Prabowo bersama Kopassus pun langsung terjun menyelamatkan ke 12 orang sandera .

Merintis Sebagai Pengusaha


Setelah memutuskan pensiun dari dunia kemiliteran, Prabowow memilih untuk berbisnis seperti sang adik. Prabowow kemudian meminjam dan adari bank Mandiri guna mendirikan berbagai usaha antara lain perkebunan, pabrik kertas nusantara, tambang, batu bara dan lain-lain yang kesemuanya itu tergabung dalam Nusantara Group.

Menuju Pentas Politik

Setelah dinilai cukup sukses di bisnis, Prabowo kemudian terjun ke dunia Politik dengan membentuk Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai Gerindra.

Pada pemilu 2004 lalu, Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden namun ketika tahu bahwa perolehan suara Gwrindra hanya kurang dari 20% maka Prabowo memutuskan untuk menjadi calon wakil presiden dari Megawati.

Prabowo adalah kandidat presiden dan wapres dimana harta kekayaannya adalah yang paling banyak yaitu mencapai 1,57 triliun (padahal belum semuanya terhitung). Prabowo juga mengajukan diri sebagai capres di pemilu 2014 nanti.

Organisasi Non Pemerintah

Prabowo juga tokoh di beberapa organisasi non pemerintah seperti menjadi ketua umum dalam HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), ketua umum dalam APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) dan juga ketua umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Berikut adalah daftar jabatan yang Prabowo saat mengabdi sebagai prajurit TNI:
•             Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
•             Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
•             Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus (1983-1985)
•             Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
•             Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
•             Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad (1991-1993)
•             Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1994)
•             Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
•             Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
•             Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
•             Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
•             Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)

Berikut adalah daftar penghargaan militer Prabowo:
•             Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
•             Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
•             Satya Lencana Seroja Ulangan–III
•             Satya Lencana Raksaka Dharma
•             Satya Lencana Dwija Sistha
•             Satya Lencana Wira Karya
•             The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
•             Bintang Yudha Dharma Nararya

Gelar Kehormatan
·         Marga Lumban Tobing

·         Gelar Adat Tongkonan

yuk Baca Biografi Dibawah Ini :
Biografi Amien Rais – Bapak Reformasi Indonesia | Cendekiawan Muslim
Biografi Megawati Soekarnoputri – Presiden Wanita Pertama di Indonesia | Putri dari Presiden Soekarno
Biografi Ani Yudhoyono – Ibu Negara RI | Istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Biografi Surya Paloh – Pendiri Partai NasDem | Pmilik Metro TV dan Media Indonesia | Capres 2014
Biografi Jusuf Kalla – Pengusaha | Politikus | Wakil Presiden Indonesia ke 10
Biografi Basuki Tjahaja Purnama |Biografi Ahok – Wakil Gubernur Jakarta
Biografi Tri Rismaharini – Walikota Surabaya yang Mendunia
Biografi Mahfud MD – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Yang Bersih Dari Korupsi | Capres RI 2014
Biografi Jokowi – Gubernur DKI Jakarta | Capres 2014
Biografi Gita Wirjawan – Capres Indonesia 2014 | Pendiri Ancora Capital

Jumat, 22 November 2013

Biografi Jendral Ahmad Yani – Salah Satu Pahlawan Revolusi

Ahmad Yani
Jendral TNI (Anumerta) Ahmad Yani adalah salah satu Pahlawan Revolusi yaitu pahlawan yang gugur akibat adanya pemberontakan G 30 S/PKI.  Beliau dilahirkan di Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922. Ketika SD, Beliau mengenyam pendidikan di HIS di daerah Bogor. Beliau menamatkannya pada tahun 1935. Lalu beliau meneruskan SMP nya di MULO kelas B Afd. Bogor hingga tahun 1938 yang kemudian diteruskan ke AMS bagian B Afd. Jakarta. Namun di sekolah lanjutan ini beliau tak bisa menamatkannya (hanya sampai kelas 2) karena Pemerintah Hindia Belanda mengumumkan sebuah milisi.

Ahmad Yani yang belum tamat SMA kemudian tertarik pada dunia militer dan mendaftar ke Dinas Topografi Militer yang berada di daerah Malang, Jawa Timur yang kemudian dilanjutkan keintensifannya di daerah Bogor. Inilah awal karir Ahmad Yani di bidang militer. Beliau lulus dari pendidikan militer dengan berpangkat Sersan.

Ketika Indonesia dijajah Jepang yakni pada tahun 1942, Ahmad Yani mendaftar untuk mengikuti pendidikan Heiho di Magelang, Jawa Tengah. Beliau lalu bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) daerah cabang Bogor.

Semasa perang kemerdekaan, Ahmad Yani juga banyak ikut andil. Jasa-jasanya adalah seperti beliau berhasil menyita senjata Jepang yang berada di Magelang. Ketika TKR lahir, beliau dijadikan Komandann TKR untuk wilayah Purworejo. Pada saat Belanda melancarkan Agresi Militernya ke indonesia yang pertama, Ahmad Yani bersama pasukan berhasil membendung serangan Belanda di daerah Pingit. Ketika Agresi yang ke dua, beliau juga diorbitkan dengan diangkat menjadi Komandan Wehrkreise II untuk menjaga daerah Kedu.

Ketika pemberontakan DI/TII meletus, Ahmad Yani ditugasi untuk mengatasi pemberontakan itu di daerah Jawa Tengah. Bersama pasukan Benteng Raiders, akhirnya DI/TII berhasil dikalahkan. Setelah tugas itu selesai, beliau kembali ke Staf Angkatan Darat.

Untuk lebih memperdalam ilmunya di bidang militer, pada 1955 Ahmad Yani diberangkatkan ke Amerika guna menempuh pendidikan di Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan. Setahun kemudian beliau melanjutkann sekolah militer selama dua bulan di Inggris mengambil Spesial Warfre Course.

Ketika terjadi pemberontakan PRRI di Sumatra Barat pada tahun 1958, Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel didaulat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus yang kemudian memimpin penumpasan pemberontakan tersebut.

Karena jasa dan prestasi beliau, pada tahun 1962, Ahmad Yani diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Menjadi Target G30S/PKI


Dalam pandangan politik, Ahmad Yani tidak setuju dan selalu berseberangan dengan PKI. Ketika PKI berusaha untuk membentuk angkatan ke 5 yang terdiri dari buruh tani yang dipersenjatai, Ahmad Yani langsung menolaknya. Inilah yang menjadi alasan hingga beliau dimasukkan dalam target penculikan dan pembunuhan oleh PKI tahun 1965.

Bersama dengan ke tujuh perwira Angkatan Darat lainnya, beliau diculik dan dibunuh lalu mayatnya dimasukkan kedalam sumur tua di daerah Lubang Buaya melalui operasi pemberontakan G30 S/PKI.

Kronologinya, ketika dinihari tanggal 1 Oktober, Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya. Setelah dilakukan pencarian pada keesokan harinya, Jenazah Ahmad Yani kemudian dimakamkan secara hormat di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Beliau bersama ketujuh perwira yang menjadi korban keganasan PKI kemudian dinamai sebagai Pahlawan Revolusi dan pangkatnya dinaikkan secara Anumerta yang awalya Letnan menjadi Jendral.

Biodata Jendral Ahmad Yani :
Nama : Ahmad Yani

Riwayat hidup :
-HIS (setingkat SD) Bogor, tamat tahun 1935
-MULO (setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun 1938
-AMS (setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun 1940
Pendidikan Militer :
-Pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang
-Pendidikan Heiho di Magelang
-Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
-Command and General Staf College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA, tahun 1955
-Spesial Warfare Course di Inggris, tahun 1956

Riwayat Karir
Jabatan terakhir : Menteri Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) sejak tahun 1962
Bintang Kehormatan :
-Bintang RI Kelas II
-Bintang Sakti
-Bintang Gerilya
-Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
-Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
-Satyalancana G:O.M. I dan VI
-Satyalancana Sapta Marga (PRRI)
-Satyalancana Irian Barat (Trikora)
-Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958)
Tanda Penghormatan : Pahlawan Revolusi


Baca Juga Biografi Dibawah Ini :
Biografi Ahmad Dhani – Musisi Legendaris Indonesia
Biografi Haji Agus Salim – Pahlawan Nasional dan Tokoh Pergerakan Nasional
Biografi Augustus Caesar – Kaisar Romawi Pengganti Yulius Caesar
Biografi Jendral A.H Nasution – Jendral Besar Yang Taat Beribadah
Biografi Adolf Hitler – Sang Diktator dari Jerman
Biografi Adisucipto - Pahlawan Penerbangan Indonesia
Biografi Ade Rai – Binaragawan Indonesia yang Mendunia
Biografi Adam Smith – Pakar Ekonomi Kapitalis
Biografi Adam Osborne – Penggagas Portable Komputer Pertama Di Dunia Serta Penulis Buku Manual Komputer Terlaris Di Dunia.
Biografi Adam Malik – Pendiri ASEAN

Biografi Augustus Caesar – Kaisar Romawi Pengganti Yulius Caesar

Augustus Caesar adalah Kaisar Romawi setelah Yulius Caesar . Ia adalah anak angkat dari Yulius dan termasuk orang terdekatnya. Ia memiliki nama asli Gaius Octavius atau sering disebut Octavian yang dilahirkan pada 63SM. Octavian dididik oleh Yulius Caesar secara langsung ilmu kemiliteran dan politik. Octavian tumbuh menjadi pemuda tampan, gagah, pintar serta sangat disayang Yulius Caesar.

Ketika Yulius Caesar dibunuh pada 44SM, Octavian digadang-gadang sebagai penerusnya, namun saat itu Octavian masih berumur 18 tahun dan masih belajar. Walau Octavian orang dekat dari Yulius Caesar dan digadang-gadang menjadi penggantinya namun jalan itu tak serta merta mulus. Setelah kematian sang kaisar, Romawi mengalami pergumulan politik untuk merebut kekuasaan. 

Banyak bangsawan dan tokoh politik yang mengincar kedudukan Kaisar Romawi, termasuk pula Octavian. Mereka semua terlibat dalam pertempuran sengit untuk merebut tahta Kaisar. Octavian akhirnya bersekutu dengan Mark Anthony yang merupakan sahabat Yulius Caesar dan memiliki pengaruh besar pada pasukan Yulius Caesar. 

Kecerdikan Octavian ini membuahkan hasil. Bersama Mark Anthony, Octavian berhasil merebut kekuasaan Romawi dan memenagkan pergulatan politik dann akhirnya Octavian menjadi Kaisar Romawi. Daerah taklukannya pun kemudian dibagi dua, Mark Anthony dibagian timur dan Octavian dibagian barat.

Dalam perjalanannya, Octavian dan Anthony sering berselisih paham gara-gara perempuan. Pasalnya Anthony lebih sibuk mengurus perempuannya yaitu Cleopatra dibanding mengurus wilayah kepemimpinannya sedangkan Octavian sangatlah fokus terhadap wilayah kekuasaannya dan tidak suka terhadap sikap Anthony yang tidak terlalu mengurusi negara. Semakin lama perbedaan prinsip diantara mereka berdua semkin meruncing sehingga meletuslah peperangan diantara mereka. Tentulah bisa ditebak siapa yang menjadi pemenangnya. Ya tentulah Octavian. Sedangkan Mark Anthony dan Cleopatra akhirnya bunuh diri.

Setelah kematian Anthony, mutlaklah Octavian menjadi penguasa tunggal Romawi mengulang kesuksesan Yulius Caesar. Octavian pun menerima gelar Augustus pada umur 30 tahun dan namanya lebih sering disebut sebagai Augustus Caesar.

Sebenarnya gelar Augustus sendiri diberikan oleh senat Romawi yang artinya Raja. Octavian sendiri tak terlalu menganggap istimewa gelar tersebut dan tak pernah merasa sebagai Raja. Sebelum memimpin Romawi, Octavian terkenal beringas dan tegas namun saat ia sudah dipuncak kepemimpinan sifatnya berubah bijak dan lembut. Hal ini menarik simpati rakyat dan senat Romawi. 

Pada 27SM, Octavian mengumumkan akan merubah sistem pemerintahan kerajaan menjadi Republik. Reputasi Octavian pun naik tajam apalagi ia bersedia mundur dari berbagai jabatan yang dipegangnya. Namun kenyataannya ia tetap berkuasa atas Spanyol, Suriah dan Gaul yang merupakan basis militer terkuat Romawi. Secara teori, Romawi telah berubah menjadi Republik dan Octavian menjadi warga biasa namun kenyataannya rakyat dan senat Romawi sangat percaya pada Octavian dan memberikan jabatan apa saja yang diinginkan Octavian karena Octavian telah nerhasil merebut hati mereka. Octavian atau Augustus sendiri secara tak kentara tetaplah seorang kaisar dan diktator efektif dalam makna yang sebenarnya.

Octavian atau Augustus Caesar sangatlah piawai dalam memimpin Romawi. Ia betul-betul sang negarawan sejati dimana ia bisa menekan pemberontakan dan menutup celah-celah yang berpotensi menjadi perpecahan untuk perang saudara. Wibawa dan kharismanya begitu tinggi. Ia menjadi panutan bagi pemimpin Romawi sesudahnya. Dibawah kepemimpinannya juga Romawi berhasil memperluas wilayahnya hingga Spanyol, Swiss, Galatia – Asia Kecil.

Selain tentang wilayah penaklukan, Augustus atau Octavian juga piawai mengurus pemerintahan dan urusan sipil. Ia merombak sistem keuangna dan perpajakan negara itu. Memperkuat Angkatan bersenjata terutama Angkatan laut. Ia juga menjadi yang pertama dalam menetapkan protokoler kerajaan serta menetapkan dasar-dasar dalam memilih pemimpin Romawi sesudahnya dan menjadi acuan dalam menunjuk pemimpin.

Augustus juga berhasil mengembangkan sarana dan prasarana publikseperti membangun jaringan jalan raya yang luas di segenap daerah kekuasaannya, membangun perumahan rakyat yang indah dan megah, membangun kuil-kuil dan mendorong Romawi menjadi negara yang taat beragama. Serat menetapkan cara mendidik dan mengasuh anak.

Dibawah kepemimpinannya, keadaan Romawi teramat tenteram dan sumber alamnya berkelimpahan. Rakyatnya makmur, negara aman dan tenteram. Seni, budaya dan arsitektur berkembang pesat. Kesussastraan dan ilmu pengetahuan mengalami masa keemasan. Banyak penyair berbakat serta budayawan hebat yang hidup di masa ini. Seperti Virgil, Horacc dan Livy, sedangkan Ovid walau ia termasuk budayawan termashur, namun karena sering mengecam Augustus akhirnya ia diusir dari Romawi.

Octavian atau Augustus tak memiliki penerus laki-laki. Ia kemudian mengambil anak angkat, Tiberius dan menetapkan menjadi penggantinya kelak sepeninggalnya. Namun Tiberius dan kaisar-kaisar sesudahnya tak sepandai Augustus sehingga mengalami kemerosotan. Nmaunketentraman dan keamanan yang telah diletakkan dasar-dasarnya oleh Augustus dalam Pax Romana tetap bertahan hingga 200 tahun sesudahnya. 

Augustus Caesar meninggal dunia pada 14 SM. Ia memerintah Romawi selama 40 tahun. Dibawah kepemimpinannya Romawi menjelma menjadi  puncak dan pusat kebudayaan kuno sekaligus sumber dari bangsa-bangsa besar sesudahny seperti Mesir, Babylon, Yunani dan lainnya.


Walau Augustus belum bisa ditandingkan dengan kebesaran Yulius Caesar namun namanya sering disandingkan dengan Alexander Yang Agung, Mao Tse Tung dan George Washington.

Baca Juga Biografi Berikut Ini :
Biografi Jendral A.H Nasution – Jendral Besar Yang Taat Beribadah
Biografi Adolf Hitler – Sang Diktator dari Jerman
Biografi Adisucipto - Pahlawan Penerbangan Indonesia
Biografi Ade Rai – Binaragawan Indonesia yang Mendunia
Biografi Adam Smith – Pakar Ekonomi Kapitalis
Biografi Adam Osborne – Penggagas Portable Komputer Pertama Di Dunia Serta Penulis Buku Manual Komputer Terlaris Di Dunia.
Biografi Adam Malik – Pendiri ASEAN
Biografi Abraham Samad – Ketua KPK
Biografi Abul Wafa – Matematikawan Muslim Sejati
Biografi Aburizal Bakrie – Pengusaha dan Politisi Indonesia

Biografi Jendral A.H Nasution – Jendral Besar Yang Taat Beribadah

Jendral A.H Nasution
Jendral A.H Nasution atau Jendral Abdul Haris Nasution adalah salah satu Jendral Besar yang ikut serta dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah salah satu saksi sejarah yang berhasil menyaksikan sendiri kemerdekaan Indonesia, kepemimpinan Orde Lama (Presiden Soekarno), kepemimpinan Orde Baru (Era Soeharto) dan masa reformasi.


Jendral A.H Nasution (sering disapa Pak Nas) dilahirkan pada tanggal 3 Desember 1918 di Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Kesederhanaan, idealisme dan kekuatan visinya serta khusyuknya dalam beribadah tentulah dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. A.H Nasution adalah anak dari keluarga petani yang bersahaja dan taat beragama. Beliau adalah anak kedua dari tujuh bersaudara.

Ayahnya adalah seorang aktivis Sarekat Islam di Kotanopan, Tapanuli Selatan. Nasution kecil sangat gemar membaca. Buku-buku seperti biografi tokoh dunia, sejarah dan kisah Nabi Muhammad serta perang kemerdekaan Belanda dan Perancis telah mengisi hari-harinya.

Setelah lulus AMS-B (setingkat SMA PASPAL) di tahun 1938, Nasution bekerja sebagai guru di Bengkulu dan Palembang. Selepas itu, Nasution pun bergabung ke dalam Akademi Militer dan sempat terhenti pendiidkannya karena invasi Jepang pada tahun 1942. Saat itu, Belanda yang telah kuat armada militernya dapat diberangus oleh Jepang karena tak mendapat dukungan dari rakyat. Sedangkan Jepang yang barusan masuk ke Indonesia dengan mudahnya mengalahkan Belanda. Ini menjadi pelajaran bagi Nasution bahwa dukungan rakyat sangatlah penting bagi militer.

Saat perang Revolusi Kemerdekaan I (1946-1948), TNI bahu membahu bersama rakyat melakukan perang gerilya atau disebut perang rakyat. Dan TNI bersama rakyat mendapat kemenangan berhasil mengusir penjajah Belanda yang mau menjajah Indonesia kembali.  Saat itu A.H Nasution diberi wewenang memimpin Divisi Siliwangi. Pak Nas menarik kesimpulan berharga lagi bahwa karena rakyat mendukung sepenuhnya maka perang bisa dimenangkan oleh TNI bersama rakyat. Hal ini kemudian diterapkan dalam perang revolusi Kemerdekaan II dimana beliau saat itu menjadi Panglima Komando Jawa (1948-1949).

Beliau adalah jendral idealis yang sangat tekun beribadah. Beliau lebih memilih hidup sederhana ketimbang menumpuk harta walau itu bisa saja dilakukannya mengingat posisinya sebagai orang nomor satu di ABRI. Rumah beliau hingga pensiun tetaplah rumah sederhana yang tak pernah direnovasi. Bahkan entah karena faktor apa, jaringan PDAM rumahnya disabotase oleh orang yang tak menyukainya sehingga beliau harus membuat sumur sendiri guna mendapatkan air bersih. Ternyata walau beliau orang yang sangat jujur dan lurus juga masih ada saja yang tak menyukainya (lha wong Nabi Muhammad saja yang sudah dijamin Allah akhlaknya juga masih memiliki musuh, tak ada yang sempurna di dunia ini).

Menikah


A.H Nasution dan Istri
Walau sangat sibuk memimpin TNI/ABRI, Pak Nasution juga manusia biasa yang pernah jatuh cinta. Pak Nas memiliki hobi bermain tennis. Ketika bermain tennis, beliau berjumpa dengan seorang gadis puteri kedua dari R.P Gondokusumo pengurus partain Indonesia Raya (Parindra) yang bernama Johana Sunarti. Pak Nas akhirnya menikahinya dan dikaruniai dua orang puteri yang cantik-cantik, salah satunya adalah Ade Irma Suryani yang ikut gugur dalam peristiwa G 30 S/PKI.

Jadi Target Pembunuhan, Dikucilkan Orba dan Dipersalahkan Reformasi
Jika kita menengok sejarah, Pak Nas adalah salah satu target pembantaian pemimpin AD oleh PKI namun lolos dan sebagai gantinya adalah nyawa puteri kesayangannya, Ade Irma Suryani yang melayang terterjang peluru PKI.

Pak Nas pernah dituduh sebagai musuh poitik Orba dan dikucilkan padahal beliau adalah salah satu tonggak lahirnya Orba. Pak Nas lah yang memimpin sidang istimewa MPRS yang agendanya memberhentikan Presiden Soekarno sebagai Presiden RI pada 1967.

Pak Nasution adalah jendral yang berhati lembut. Beliau dua kali menitikkan air mata, pertama ketika melepas jenazah ke tujuh Pahlawan Revolusi yang dibunuh PKI secara keji . Dan yang kedua adalah ketika menerima pengurus pimpinan KNPI yang datang ke rumahnya berkenaan dengan penulisan buku, Bunga Rampai TNI, Antara Hujatan dan Harapan.

Beliau juga adalah penggagas Dwi Fungsi ABRI, namun beliau merasa bersalah ketika pelaksanaan dwi fungsi ABRI di selewengkan guna mengekalkan kepemimpinan seseorang saja. Bahkan konsep yang digagas Pak Nas ini akhirnya dihujat habis-habisan saat reformasi. Pak Nas merasa turut bersalah dan sedih akan hal itu. Bukan itu maksud dari gagasannya. Beliau juga tak berniat menjadikan ABRI sebagai alat poitik kekuasaan.

Usut punya usust yang menjadikannya dimusuhi penguasa Orba adalah karena Pak Nas adalah salah satu penandatangan petisis 50. Namun Pak Nas mengakui peran serta Soeharto dalam memimpin pasukan Wehrkreise melakukan serngan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta hingga berhasil. Walau Orba mengucilkannya, namun pada akhir hayatnya, Pak Nas menerima gelar Jendral Besar dari pemerintah. Mungkin gelar tersebut sebagai wujud terima kasih Soeharto pada jasa Pak Nas. Bagaimanapun juga Pak Nasution juga telah banyak berjasa dalam melahirkan Orba.

Pak Nas juga berjasa dalam meletakkan dasar perang gerilya dalam melawan penjajah Belanda. Segala pengajaran mengenai perang gerilya beliau tuangkan dalam sebuah buku  yang berjudul Strategy of Guerrilla Warfare dimana buku tersebut telah disadur ke beberapa bahasa asing serta menjadi buku wajib militer di sekolah-sekolah elite militer di berbagai negara. Termasuk sekolah elite militer di Amerika, West Point.

Menulis Buku
Ketika dirinya mulai tersingkir dari dunia politik, yaitu ketika selesai menjadi pemimpin sidang MPRS tahun 1972, beliau yang pernah menduduki posisi kunci utama TNI selama 13 tahun ini tak lantas menghiba-hiba meminta kursi politik. Walau sebenarnya kharisma dan pengaruh beliau masih sangat besar dan bisa saja beliau menyususn siasat untuk membuat dirinya kembali bertengger di kancah perpoltikan namun beliau tak melakukan itu. Beliau cukup tahu diri posisinya. Dan beliau memutuskan menyibukkan diri menulis buku memoar.

 Pada 1986, lima dari tujuh jilid memoar perjuangan A.H Nasution telah selesai ditulisnya dan telah beredar di pasaran. Lima memoar ini masing-masing berjudul Kenangan Masa Muda, Kenangan Masa Gerilya, Memenuhi Panggilan Tugas, Masa Pancaroba, dan Masa Orla. Dua lagi memoarya, Masa Kebangkitan Orba dan Masa Purnawirawan, sedang dalam persiapan. Selain memoar, beliau juga menulis buku yang lain yang berjudul Pokok-Pokok Gerilya, TNI (dua jilid), dan Sekitar Perang Kemerdekaan (11 jilid).

Jendral A.H Nasution V.S Presiden Soekarno
Jendral A.H Nasution sangat mengagumi Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Menurut beliau, Bung Karno adalah pemimpin yang sangat kharismatik. Walau begitu,, ketika Pak Nas memimpin TNI, beliau juga kerap berseberangan dengan sang proklamator tersebut. Namun kemudian akur kembali. Sebagai contoh, ketika terjadi pergolakan di dalam Angkatan Darat tahun 1952, Pak Nas menilai sang Presiden terlalu ikut campur. Kemudian pada “Peristiwa 17 Oktober”, ketika itu Jendral A.H Nasution ikut andil dalam pembubaran DPRS dan menuntut dibentuknya DPR baru, sehingga diberhentikan oleh presiden Soekarno.

Patung lilin ketika Pak Nas melarikan diri dan Ade Irma terkena peluru
Sempat tak akur beberapa lama, pada tahun 1955 Bung karno rukun kembali dengan Pak Nas dan mengangkat beliau menjadi ketua KSAD. Yaitu setelah adanya pemberontakann PRRI/Permesta dimana Pak Nas dipercaya sebagai co-formatur pembentukan Kabinet Karya dan Kabinet Kerja.

Ketika selesai perang pembebasan Irian Barat, kedua tokoh nasional ini terjadi cek-cok lagi dikarenakan Bung Karno memberi kesempatan pada PKI yang nyata-nyata berhalauan komunis untuk berkembang di INdonesia dimana Pak Nas sangat bertentangan engan prinsip PKI.

Itulah kisah putus-nyambung antara Ir soekarno dan Jendral A.H Nasution. Apapun yang terjadi, Pak Nas tetaplah mengagumi sosok Ir Soekarno, jika ditanya alasannya beliau menjawab “ Bung Karno sudah keluar masuk penjara gara-gara memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sebelum saya faham apa itu perjuangan kemerdekaan.”

Wafatnya Jendral A.H Nasution
Semenjak kecil, Jendral A.H Nasution sudah biasa hidup sederhana. Hal inipun beliau terapkan hingga akhir hayatnya. Beliau meninggal di usia 82 tahun tepatnya 6 September 2000 (bulan yang sama ketika beliau menjadi target pembunuhan G 30S/PKI namun meleset). Beliau tidak meninggalkan materi berlimpah. Hanya idealisme dan kekayaan pengalaman dalam berjuang saja yang beliau wariskan melalui buku-bukunya.

Ade Irma (anak kecil)
Rumah tinggal beliau bersama keluarga besarnya yang terletak di jalan Teuku Umar Jakarta tampak begitu sederhana dan tak pernah tersentuh renovasi, sangat jauh sekali dari standar rumah seorang perwira tinggi TNI. Beliau juga telah kehilangan anak perempuannya yang cantik, Ade Irma, terkena terjangan peluru PKI. Namun sebagai gantinya beliau dikaruniai umur panjang hingga bisa melihat sendiri pergantian kekuasaan diantara tokoh-tokoh yang beliau kenal juga (kemerdekaan Indonesia, Orde Lama – Soekarno, Orde Baru – Soeharto dan Reformasi).

Biodata Jendral Abdul Haris Nasution
Nama: Abdul Haris Nasution
Pangkat: Jenderal Bintang Lima
Lahir : Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918
Meninggal: Jakarta, 6 September 2000
Agama : Islam
Istri: Ny Johanna Sunarti

Pendidikan :
= HIS, Yogyakarta (1932)
= HIK, Yogyakarta (1935)
= AMS Bagian B, Jakarta (1938)
= Akademi Militer, Bandung (1942)
= Doktor HC dari Universitas Islam Sumatera Utara, Medan (Ilmu Ketatanegaraan, 1962)
= Universitas Padjadjaran, Bandung (Ilmu Politik, 1962)
= Universitas Andalas, Padang (Ilmu Negara 1962)
= Universitas Mindanao, Filipina (1971)

Karir :
= Guru di Bengkulu (1938)
= Guru di Palembang (1939-1940)
= Pegawai Kotapraja Bandung (1943)
= Dan Divisi III TKR/TRI, Bandung (1945-1946)
= Dan Divisi I Siliwangi, Bandung (1946-1948)
= Wakil Panglima Besar/Kepala Staf Operasi MBAP, Yogyakarta (1948)
= Panglima Komando Jawa (1948-1949)
= KSAD (1949-1952)
= KSAD (1955-1962)
= Ketua Gabungan Kepala Staf (1955-1959)
= Menteri Keamanan Nasional/Menko Polkam (1959-1966)
= Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1962-1963)
= Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1965)
= Ketua MPRS (1966-1972)

Alamat Rumah :