Wima Rudolph |
Keterbatasan tak menghalangi seseorang untuk meraih sukses selama orang tersebut tetap memegang impiannya dan terus berusaha mewujudkannya. Itulah yang dialami oleh Wilma Rudolph. Berikut Biografi Wilma Rudolph.
Terlahir Cacat
Wima Rudolf adalah anak ke 20 dari 22 bersaudara. Ia adalah bayi perempuan mungil yang lahir prematur dan lemah. Keluarganya tinggal disebuah daerah yaitu Tenesse, USA dan merupakan keluarga miskin.
Karena lemahnya kondisi Wilma, banyak orang yang memperkirakan umurnya tak bisa lama. Menginjak usia empat tahun, Wilma kecil terkena penyakit mematikan yaitu Pneumonia parah dan demam scarlet. Hal ini membuat Wilma mengalami kelumpuhan di kaki kirinya. Agar Wilma bisa mmepergunakan kakinya, dokter memasang penyangga di kaki kirinya yang lumpuh.
Satu-satunya keberuntungan Wilma adalah ibunya yang selalu berpikir positif. Ibunya selalu memberi motivasi agar Wilma menjadi anak yang kuat. Ibunya selalu mengatakan bahwa, “Wilma, kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan dalam hidupmu jika kamu memiliki keyakinan, kegigihan, keberanian dan semangat yang menggelora untuk mewujudkannya.”
Kata-kata ibunya itu selalu diingatnya dan dijadikan motivasi untuk dirinya agar tak menyerah pada keadaan fisiknya.
Walau Wilma lumpuh secara fisik namun secara otak ia adalah anak yang cerdas. Wilma selalu berusaha untuk melakukan sendiri segala hal yang ia ingin lakukan. Ketika usia sembilan tahun, Wilma memutuskan untuk tidak menggunakan penyangga lagi. Awalnya ia berjalan dengan terpincang-pincang namun akhirnya Wilma bisa menunjukkan ke semua orang bahwa dirinya bisa berjalan normal seperti orang kebanyakan. Ini adalah mukjizat dari Tuhan yang tak bisa dijelaskan secara medis. Bahkan para dokter pun terkagum dengan perkembangan Wilma.
Mimpi Menjadi Atlet Lari
Wilma kemudian merajut impiannya yang lain yaitu menjadi pelari dunia. Awalnya semua orang meremehkannya. Karena walau kaki Wilma sudah bisa untuk berjalan namun kekuatannya masih jauh dibanding orang-orang yang normal. Syukur-syukur ia bisa berjalan tanpa penyangga. Wilma tak menghiraukannya ia tetap fokus pada impiannya.
Wima kemudian mendaftarkan diri di perlombaan lari. Ia menjadi yang terakhir mencapai finish. Namun Wilma tak putus asa. Wilma terus mengikuti setiap perlombaan lari yang berada di daerahnya dan sekolahnya. Selama itu pula ia tetap menjadi yang nomor satu dari belakang. Semua orang mencibirnya.
Hingga suatu ketika di sebuah perlombaan lari, Wilma tak lagi menjadi yang terakhir dan pada akhirnya ia pun memenangkan perlombaan lari. Semua orang terkagum pada Wilma.
Setamat SMA, Wilma melanjutkan studinya di Tenesse State University. Di sana ia bertemu dengan Ed Temple, seorang pelatih lari profesional. Ed melihat bakat dan kegigihan Wilma. Ed lalu memutuskan untuk melatih Wilma hingga Wilma diterima sebagai atlit lari dalam Tim Olimpiade Amerika.
Menjadi Atlet Lari Dunia
Ketika perlombaan dimulai, ternyata musuh Wilma adalah seorang pelari asal Jerman yang bernama Jutta Heine. Jutta Heine sudah menjadi pelari profesional yang sulit dikalahkan saat itu. Akan tetapi dalam nomor lari gawang 100 meter, Wilma berhasil menaklukkannya. Wilma pun berhasil menabung satu emas. Wilma kemudian bertemu dengan Jutta Heine di nomor lari 200 meter dan Wilma berhasil memenangkannya lagi.
Ketika di nomor estafet 400 meter, Wilma dijadikan pelari yang terakhir dan ternyata Jutta Heine juga sama. Dalam perlombaan tersebut, awalnya regu Wilma berhasil memimpin, namun ketika pelari ketiga hendak menyerahkan tongkat ke Wilma ternyata tongkatnya jatuh karena pelari tersebut gugup. Wilma yang melihat Jutta sudah berlari duluan segera mengambil tongkat itu dan berlari sekencang yang ia mampu dan..... tahukah apa yang terjadi. Wilma keluar sebagai pemenangnya.
Dalam olimpiade Roma tahun 1960 tersebut Wilma berhasil membawa 3 emas. Suatu prestasi yang sangat membanggakan dan mencengangkan banyak orang sekaligus sangat menginspirasi. Seorang Wilma Rudolf, gadis kecil dengan cacat kaki dan kondisi tubuh yang lemah saat dilahirkan menjadi seorang pelari nomor satu dunia.
Sejak saat itu tak ada lagi yang meragukan kemampuan Wilma. Orang berdecak kagum akan sosok Wilma. Ia pun mendapat banyak julukan yaitu :
Orang di Amerika menyebutnya “The Tenessee Tornado”
Orang Italy menjulukinya “La Gazella Nera” (Si Gazelle Hitam)
Orang Perancis memberi nama “Le Perle Noire” (Si Mutiara Hitam)
Kenangan Wilma
Untuk mengenang kisah inspiratif dari seorang Wilma Rudolf, US Postal Service (USPS) menerbitkan perangko 23 cent dengan foto Wilma di tahun 2004 yaitu tepat sepuluh tahun kematiannya. Wilma Rudolf meninggal pada tahun 1994 di usia yang ke 54 tahun karena terkena kanker.
Ini adalah kisah nyata. Inspirasi bagi siapa pun terutama yang tak yakin akan kemampuan dirinya. Jadikanlah ini menjadi inspirasi bagi diri anda sekalian dan juga saya untuk mencapai prestasi maksimal dalam hidup serta agar tak menyesal dikemudian hari.
Bagus Khan Biografi Diatas, Yuk Baca Biografi Dibawah Ini! Bagus-Bagus Lho :
0 komentar:
Posting Komentar